Bagaimana cara mengosongkan pikiran?

Untuk apa mengosongkan pikiran? Saya kok jadinya takut kalau pikiran saya kosong. Menurut apa yang sedang saya pelajari dan praktikkan saat ini, bukan mengosongkan tapi mengendalikan serta mengamati pikiran. Cara yang saya jalani adalah meditasi.

Betul lho ini. Saya malah jadi parno kalau pikiran kosong. Jangan-jangan, ada makhluk astral tertarik dengan tubuh saya dan masuk ke dalamnya. Alhasil, kesurupan. Ah, jangan sampai terjadi deh. Apalagi, sampai pikiran kosong segala.

Saya sedang mempelajari dan menjalankan meditasi. Dulu, saya berpikir bahwa meditasi adalah mengosongkan pikiran. Ternyata, setelah mengenalnya, saya salah duga.

Praktik meditasi lebih fokus pada satu obyek. Pikiran pun tidak boleh kosong. Lalu bagaimana dengan berbagai pikiran yang datang dan pergi silih berganti?

Perhatikan saja.

Kalau saya tidak salah, sepanjang saya mempelajari meditasi, khususnya Budhis, kita disarankan untuk mengamati pikiran-pikiran kita. Amati pikiran yang datang. Amati pula pikiran yang menghilang. Jangan ditanggapi.

Jadi, kalau saya bisa ibaratkan, saat seseorang mengendarai sepeda motor, pasti dia akan fokus ke jalan depan. Si pengendara pasti memperhatikan kendaraan lain yang lewat, berpapasan, atau menyalipnya. Tapi, yang menjadi fokus utama adalah jalan ke jalan depannya. Yang lain hanya sekadar diamati saja.

Jadi, buat apa mengosongkan pikiran (kecuali memang ada ritual khusus untuk Kanuragan), kalau bisa fokus pada satu obyek, mengamati dan mengendalikan pikiran?

Dan meditasi bisa menjadi salah satu cara yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengelola batin dan pikiran dengan baik. Bukan dengan mengosongkannya.

Komentar