Apa yang dipikirkan saat meditasi?

Saya masih pemula dalam hal meditasi. Baru beberapa minggu saya mempraktikannya. Tapi, saya ingin membagikan pengalaman tersebut dalam tulisan ini, termasuk apa saja yang dipikirkan ketika bermeditasi.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa meditasi menjadi kegiatan yang semakin populer akhir-akhir ini. Ada yang menjalankannya untuk menenangkan batin dan menyembuhkan penyakit.

Begitupun saya. Keinginan untuk mendapatkan ketenangan batin menuntun saya kepada jalan meditasi. Saya mencari berbagai tutorial meditasi melalui YouTube.

Akhirnya, saya memilih meditasi Budhis. Ternyata banyak sekali metode meditasinya. Kita bisa bermeditasi dengan berbagai macam obyek.

Masing-masing obyek meditasi bertujuan agar praktisi mampu fokus pada satu hal saja. Pikiran sebisa mungkin mengarah pada obyek yang dipilih.

Salah satunya, obyek keluar masuk napas. Selama bermeditasi, praktisi hanya memperhatikan keluar masuk napas. Itu saja.

Mudah bukan?

Sepertinya begitu....

Tapi kenyataannya tidak.

Tidak semudah itu.

Saya saja yang sudah beberapa pekan bermeditasi, masih belum bisa benar-benar fokus pada obyek keluar masuk napas. Sulit saudara!

Beragam macam pikiran datang dan pergi silih berganti. Sering sekali, saya malah terbawa oleh pikiran-pikiran tersebut. Mengikuti arus yang membuat lupa akan fokus napas. Ya, itu sering terjadi.

Mungkin karena saya masih pemula kali ya...?

Jadi, ketika ada pertanyaan, apa yang dipikirkan saat meditasi?

Jawabannya, banyak.

Saking banyaknya, sampai tidak bisa mengingatnya. Kejadian-kejadian sebelum bermeditasi atau perasaan-perasaan yang terjadi dalam diri sendiri itulah yang dipikirkan. Misalnya, pikiran tentang masa lalu atau kekhawatiran akan masa depan.

Pokoknya, beraneka warna deh.

Tadi pagi, sebelum berangkat kerja, saya bermeditasi selama kurang lebih 20 menit.

Dengan obyek napas, saya berusaha untuk tetap fokus pada keluar masuk napas.

Misalkan ada pikiran-pikiran melayang-layang, saya amati dan abaikan sebisa mungkin, tanpa ikut menanggapi mereka.

Sekitar lima menitan awal, masih resah dan gelisah dengan berbagai pikiran. Tapi, akhirnya saya mampu konsisten memperhatikan napas.

Meskipun, kadang-kadang hampir ketiduran karena saking enaknya. Untung, masih dalam kesadaran. Jika berjumpa dengan kondisi tersebut, ya, harus segera kembali kepada keluar masuk napas.

Itulah pengalaman seorang nubi dalam bermeditasi. Apa-apa yang dipikirkan saat meditasi bukanlah suatu halangan. Cukup amati, abaikan dan tidak menanggapinya. Selalu berusaha konsisten pada obyek keluar masuk napas atau obyek-obyek meditasi lainnya.

Semoga bermanfaat.

Komentar